Pages

30 Nov 2012

Terjerat Nafsu


Aku berjalan berdua bersama lelaki yang aku cinta, bukan suamiku, tapi ia adalah pacarku. Aku menggandeng tangannya dengan penuh mesra. Kupercepat langkah kakiku seakan sedang terburu-buru. Karena memang aku sudah sangat tidak sabar untuk masuk kamar penuh nafsu, dan segera melampiaskan hasrat seksku.

Aku berjalan berdua bersama wanita yang aku cinta, bukan istriku, tapi ia adalah pacarku. Aku menggandeng tangannya dengan penuh mesra. Kupercepat langkah kakiku seakan sedang terburu-buru. Karena memang aku sudah sangat tidak sabar untuk masuk kamar penuh nafsu, dan segera melampiaskan hasrat seksku.

Aku melihat sepasang kekasih berjalan bersama. Mereka saling bergandengan tangan dengan penuh mesra. Langkah kakinya begitu cepat seakan mereka sedang terburu-buru. Mungkin sudah sangat tidak sabar ingin segera menuju kamar penuh nafsu. Pikiranku pun menjadi menjalar, menembus imajinasi yang paling liar, membayangkan apa yang sedang mereka lakukan didalam kamar.


***

Awalnya aku memang tidak mau. Tapi mungkin kalian tahu, sebagai wanita aku terlalu mudah untuk dirayu. Atau mungkin aku terbawa oleh nafsu. Apalagi ketika lelaki itu memegang tanganku dan mulai mencium bibirku. Darahku tiba-tiba berdesir, dan kurasakan hangat yang nikmat disekujur tubuhku. nafsuku pun mulai terpacu. Lalu aku menanggalkan pakaian dan celanaku, laki-laki itu pun mulai bermain-main dengan kemaluanku. Sumpah, awalnya aku memang tidak mau. Tapi begitu tau nikmatnya seperti itu, aku pun menjadi candu. Jangan salahkan aku, salahkan saja si nafsu.

Awalnya aku memang tidak mau. Tapi mungkin kalian tahu, sebagai laki-laki aku terlalu mudah tebawa oleh nafsu. Sehingga dengan tiba-tiba aku meraih tangan wanita itu, dan kudekatkan bibirnya pada bibirku. Darahku tiba-tiba berdesir, dan kurasakan hangat yang nikmat disekujur tubuhku. nafsuku pun mulai terpacau. Lalu aku menanggalkan pakaian dan celanaku, kemaluannya menjadi sasaran utama kemaluanku. Sumpah, awalnya aku memang tidak mau. Tapi begitu tau nikmatnya seperti itu, aku pun menjadi candu. Jangan salahkan aku, salahkan saja si nafsu.

awalnya mereka memang tidak mau. Tapi aku tahu,  wanita itu mudah dirayu dan laki-laki mudah terbawa oleh nafsu. Apalagi ketika mereka tau nikmatnya seperti itu. pasti mereka menjadi candu. Dan sepertinya memang bukan salah kamu dan kamu. Tapi salah si nafsu. Eh, tapi tunggu dulu, seharusnya ini salah kamu dan kamu. Suruh siapa tidak bisa mengendalikan nafsu.

***

Aku juga ingin menahan nafsu. Tapi pasti kalian tahu menahan nafsu itu tidak semudah membalikan telapak tanganku.  Aku ini wanita, yang besar nafsunya selalu menjadi nomer satu. Apalagi kini dimana-mana selalu ada nafsu. Mau ga mau akupun jadi berteman dengan si nafsu. Dan bukannya nafsu itu sudah menjadi bagian dalam diriku. Karena Tuhan menciptakan aku dengan menyertakan hawa nafsu, bukan begitu?

Aku juga ingin menahan nafsu. Tapi pasti kalian tahu, menahan nafsu itu tidak semudah membalikan telapak tanganku.  Aku ini laki-laki, yang dalam urusan menahan nafsu tidak pernah menjadi nomer satu. Apalagi kini dimana-mana selalu ada nafsu. Mau ga mau akupun jadi berteman dengan si nafsu. Dan bukannya nafsu itu sudah menjadi bagian dalam diriku. Karena Tuhan menciptakan aku dengan menyertakan hawa nafsu, bukan begitu?

Aku heran, katanya mereka ingin menahan nafsu. Tapi mengapa mereka malah berdiam diri diantara nafsu. Hingga akhirnya membuat mereka menjadi berteman dengan nafsu. Bukankah masih ada tempat didunia ini yang tidak dikelilingi oleh nafsu. Bukankah Tuhan  telah menyiapkan tempat yang halal untuk melampiaskan nafsu. Aku tau, wanita itu nafsunya besar dan laki-laki paling sulit menahan nafsu. Dan Tuhan juga memang menciptakan kamu dan kamu dengan menyertakan hawa nafsu di dalam dirimu.  Tapi hidup bukan hanya untuk melampiaskan nafsu bukan? dan bukankah nafsu itu masih bisa dikendalikan, bila kamu mendekatkan diri kepada Tuhan untuk memperkuat keimananmu. Bukan begitu?

***

Berbulan-bulan telah berlalu, sepasang kekasih itu benar-benar telah menjadi candu. Kini setiap hari mereka saling melampiaskan nafsu. Rasanya percuma aku banyak berbicara tentang Tuhan, tentang keimanan, juga tentang kehidupan kepada mereka.  Lama-lama malah aku yang jadi lelah dengan keadaanku. kemana pun aku berjalan, aku selalu bertemu dengan nafsu. Kalo pun tak ada nafsu, selalu saja ada hal yang membuat nafsu menjadi terpacu. Hidupku kini selalu dikelilingi oleh para pemuas nafsu. Lalu akan jadi apa diriku bila terus-terusan dikelilingi nafsu? Apakah aku juga harus seperti mereka, berteman dengan nafsu ?? Tidak, aku tidak mau. Tuhan tolong aku. Kuatkan keimananku. .

Terkadang aku heran dengan meraka, tidakkah mereka bosan dengan si nafsu? Sebenarnya dimanakah letak keimananmu, hey para pemuas nafsu?
Hey nafsu, jangan datang padaku, aku tak ingin menjadi candu, dan lupa dengan keimananku. .

Merasakan nikmat dari nafsu,
Hanya akan membuatmu candu,
Segera perkuat keimananmu,
Atau kelak dosa itu akan menyiksamu. .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar