Pages

26 Nov 2013

Sombong dengan Akal



Azhar baru saja selesai membaca Alquran yang dibacanya seusai ia melaksanakan shalat Maghrib. Dipandanginya Alquran itu lekat-lekat, ia pun jadi teringat dengan pesan Rasulullah SAW kepada umatnya, “Sesungguhnya aku meninggalkan dua perkara yang jika kamu berpegang teguh kepadanyan niscaya kamu tidak akan tersesat, yaitu kitab Allah ( Alquran ) dan sunnahku.”

Sejalan dengan pesan Rasul tersebut, Azhar pun mempunyai keyakinan bahwa Alquran diturunkan karena memang seluruh umat manusia membutuhkannya sebagai pedoman hidup mereka agar mereka terhindar dari posisi tidak selamat di hadapan Tuhan. Bagi Azhar, kebutuhan manusia terhadap Alquran adalah karena mereka tidak pernah dapat mengandalkan nasibnya hanya kepada akal dan nafsunya saja. Akal manusia bisa menyeleweng dari kebenaran dan bersifat serbanisbi, sedangkan nafsu bersifat destruktif. Oleh karena itu, manusia memerlukan wahyu Ilahi, membutuhkan bimbingan Tuhan dalam memecahkan masalah-masalah kehidupannya. Manusia belum tentu konstan berlaku sebagai manusia, karena bisa juga pada momentum tertentu, pada situasi psikologis tertentu, pada pristiwa tertentu, manusia bisa berlaku sebagai hewan, setan atau iblis.

Namun yang sangat disayangkan Azhar adalah mengenai kenyataan sekarang dimana beberapa manusia mulai meninggalkan Alquran sebagai pedoman hidupnya. Jangankan untuk membaca, mengkajinya pun sudah jarang dilakukan. Itulah kenapa banyak prilaku manusia yang menyeleweng dari akidah keislaman. Azhar pun jadi bertanya-bertanya, kenapa sekarang manusia mulai meninggalkan Alquran.

“tau gak kenapa manusia mulai meninggalkan Alquran?” ujar Rahza tiba-tiba, membuyarkan apa yang sedang dipikirkan Azhar. “karena manusia sudah mulai sombong, kemampuan akal manusia itu luar biasa, karena itu mereka merasa sudah cukup dengan hanya mengandalkan akal saja dalam menjalani kehidupan, bahkan mereka sudah mencoba untuk melenyapkan kehadiran Tuhan lewat kemampuan akalnya”. Lanjut Rahza sambil ngeloyor pergi meninggalkan Azhar.

“Sombong dengan kamampuan akalnya??” Azhar jadi bertanya-tanya lagi, ia pun kembali tenggelam dalam pikirannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar