Pages

1 Feb 2013

Manusia dalam Cermin


Hari pertama di bulan februari

Dipukul enam belas lewat tiga puluh tiga menit

Sore hari menyapaku dengan menurunkan air dari langit dengan jumlah yang tak terhingga. Turun dengan perlahan menuju tanah bumi. Aku melangkah menuju jendela dikamarku, menyaksikan percikan-percikan yang tercipta ketika air hujan tersebut berbenturan dengan tanah. Ada suara gemircik yang khas yang tercipta dari benturan tersebut. Dan aku sangat suka melihat percikannya dan mendengarkan suara gemerciknya.

Dipemandangan yang indah ini aku melamun, menuju kenangan sosok seorang perempuan. Yang pernah berkata tentang mitos hujan. Katanya jika air hujan masuk ke lubang hidungmu tanpa disengaja, maka satu impianmu akan terkabul. Aku pun tersenyum mengingat kata-katanya itu. Kata-kata yang sampai saat ini selalu menjadi alasan kenapa aku selalu suka hujan-hujanan.

Lamunanku buyar seketika saat tiba-tiba terlihat dari jendela kamarku seseorang lelaki berbadan tegap berjalan bermandikkan air hujan. tangannya terlihat sedang menganggkat suatu benda, yang aku lihat waktu itu adalah sebuah cermin yang lumayan besar. Sosok laki-laki itu pun berlalu, yang hanya menyisakkan punggungnya di pandanganku.

Melihat cermin yang dibawa laki-laki itu, aku pun menjadi teringat dengan cermin yang ada dikamarku. Aku pun bergegas menuju cermin yang tergantung di dinding kamarku yang bercat kuning yang kini mulai merapuh. Kusaksikan bentuk diriku di dalam cermin tersebut. Bentuk yang kadang sangat begitu aku kagumi, namun tak jarang juga aku keluhkan. 

Lagi-lagi aku teringat kata-kata perempuan itu, yang entah kenapa begitu istimewa bagiku. Dia bilang kalo cermin tak pernah bohong, cermin akan selalu jujur. Kini dihadapan cermin itu sendiri aku akan mengucapkan sesuatu, untuk sang cermin dan juga untuk dirimu. “Cermin itu selalu bohong, cermin tak pernah jujur. Ketika aku mengangkat tangan kananku, maka aku didalam cermin akan mengangkat tangan kirinya. Begitupun sebaliknya, ketika aku mengangkat tangan kiriku, maka aku didalam cermin akan mengangkat tangan kanannya. Bukankah itu menandakkan jika cermin itu selalu bohong?? Yang selalu membolak-balikan sesuatu.”

Cermin itu memang pembohong, dia tidak pernah berkata jujur. Baginya kiri adalah kanan, dan kanan adalah kiri. Hampir sama seperti dirimu, yang tak pernah jujur. Bagimu benar adalah salah, dan salah adalah benar. kamu selalu membolak-balikkan sesuatu. Kamu memang manusia di dalam cermin. Dan entah ada berapa banyak orang yang sepertimu, yang selalu menjadi manusia didalam cermin. .


Pikiranku tentangmu pun berhenti dipukul tujuh belas lewat lima menit. .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar