24 November 2012
Wooohooooo, Liburan !! akhirnya aku
memutuskan untuk menerima ajakan teman-teman untuk ikut berlibur ke
pangandaran. Sebelumnya aku sempat menolak untuk ikut karena alasan keuangan.
Tapi berkat pinjaman uang dari kakakku yang aku paksa untuk meminjamkan
uangnya, akhirnya saya bisa ikut liburan. Keinginan untuk liburan kali ini
memang sangat kuat, mengingat sudah lama sekali aku tidak liburan. Lagipula
pikiran ini sedang sangat berantakkan, sehingga rasanya perlu untuk refreshing
sekedar untuk menjernihkan kembali pikiran ini. Dan dua panggilan test kerja di
esok hari pun terpaksa aku abaikan. “ah, masa bodo lah. Saat ini aku hanya
butuh sedikit hiburan dan liburan yang melahirkan kesenangan, bukan kepusingan
karena test kerja yang bisa membuat pikiran ini semakin berantakkan”.
Dan selesai shalat isya, aku
dan 7 temanku berangkat menuju pangandaran.
Kali
ini nafsu yang menang. .
25 November 2012
Pantai Pangandaran !! tempat
ini masih sama seperti terakhir kali aku mengunjunginya di tahun lalu. Suara
desiran ombak yang bergesekan dengan hembusan angin masih terasa sama, masih
melantunkan nada-nada sempurna. Bau pasir dan air lautnya juga masih sama. Yang
membedakan hanya jumlah pengunjungnya. Tidak sebanyak terakhir kali saya kesini.
Mungkin karena sekarang bukan musim liburan, dan bukan juga akhir pekan.
Tujuan ke pangandaran kali
ini adalah menuju cagar alam. Mungkin orang lain lebih suka ke batu karas atau
green canyon yang lebih terkenal keeksotikannya. Tapi aku lebih memilih ke
cagar alam, yang tempatnya lebih terasa mendamaikan.
“Yah,
kedamaian. .itulah yang saya cari !!”.
Perahu kayu yang akan
membawa kita ke cagar alam mulai bergerak meluncur deras membelah lautan yang
luas. Percikan-percikan air yang dihasilkan karena benturan si perahu dengan
air laut menampar-nampar wajahku. Sebelum
ke cagar alam, perahu ini akan membawa kita berkeliling terlebih dahulu,
melihat patung yang menyerupai orang sedang duduk di ujung tebing yang konon
katanya kisahnya mirip seperti malin kundang. Ditengah laut ini, ombak sedang
besar-besarnya. Agak ngeri juga sih, takut-takut perahu ini terbalik. Bukan
apa-apa, aku ga bisa berenang. Aku ga mau mati konyol cuma gara-gara ga bisa
berenang.
Ku arahkan pandanganku
menuju sekeliling. Akupun tersadar, kalau tempat ini benar-benar menyuguhkan
keindahan yang luar biasa. Keindahan yang hanya bisa diciptakan oleh Sang Maha
Pencipta. Tiba-tiba aku menjadi teringat dengan sosok yang juga indah. Yah,
sosok wanita itu. Wanita yang pertama kali saya lihat sewaktu sidang skripsi. Wanita
yang selalu terlihat sangat indah hanya dengan senyumannya. Wanita yang
membuatku tertarik untuk mendekatinya, meskipun tampaknya kehadiranku tak
pernah dihiraukannya.
“ah,
sudahlah. .ini bukan saatnya memikirkan tentang dia, juga tentang cinta. .”
Tidak ada yang istimewa dari
cagar alam, didalamnya hanya ada pohon-pohon besar, situs-situs peninggalan,
monyet, rusa, dan beberapa gua. Tampak seperti hutan, atau memang ini adalah
hutan. Tapi suasana disinilah yang sangat istimewa. Tempatnya yang hening dan
teduh karena ditutupi oleh pohon-pohon besar benar-benar membuat hati dan
pikiran terasa damai. Dan tempat yang paling menarik di cagar alam ini adalah
gua lanang. Gua yang dulu dipakai untuk syuting film mak lampir. Didalam gua
ini, terpancar keindahan yang tersembunyi. Batu-batu dan dinding-dinding didalam
gua, yang membentuk ukiran-ukiran yang sangat indah, sungguh karya seni yang
menakjubkan. Tempatnya sangat hening dan tenang. Pantas saja dulu mak lampir
betah tinggal di tempat ini.
Benar-benar
keindahan yang tersembunyi. .
Kembali menuju pantai. Kali
ini aku ingin menyatu dengan air laut, dengan gulungan ombak. Aku sewa
seluncuran, agar aku bisa meluncur saat ombak besar datang menuju arah pantai.
Sesekali aku biarkan diriku terhempas, masuk kedalam gulungan ombak. Didalam
air, aku teriak sekencang-kencangnya. Melepaskan suara berisi beban-beban
kehidupan.
Begitu
nikmat, teriak kencang didalam air. .
tak terasa, senja pun telah
datang. Keindahan matahari yang tenggelam ke dalam lautan yang sepi tak bisa
kunikmati karena terhalang oleh kumpulan awan. Dan akhirnya, waktu juga lah
yang membuat aku harus kembali pulang. Liburan singkat ini pun telah usai. karena
esok hari sudah menanti, bersama rutinitasnya yang menjemukkan. .
saat liburan sudah
sampai dipenghujung waktu,
saat itu seharusnya
aku menghentikan waktu,
atau bahkan sebaiknya
kubunuh saja waktu,
agar tak ada lagi
yang mengganggu,
sehingga kebahagiaan
dan aku akan selalu menyatu. .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar