Pages

9 Okt 2012

#3


24 November 2012
Wooohooooo, Liburan !! akhirnya aku memutuskan untuk menerima ajakan teman-teman untuk ikut berlibur ke pangandaran. Sebelumnya aku sempat menolak untuk ikut karena alasan keuangan. Tapi berkat pinjaman uang dari kakakku yang aku paksa untuk meminjamkan uangnya, akhirnya saya bisa ikut liburan. Keinginan untuk liburan kali ini memang sangat kuat, mengingat sudah lama sekali aku tidak liburan. Lagipula pikiran ini sedang sangat berantakkan, sehingga rasanya perlu untuk refreshing sekedar untuk menjernihkan kembali pikiran ini. Dan dua panggilan test kerja di esok hari pun terpaksa aku abaikan. “ah, masa bodo lah. Saat ini aku hanya butuh sedikit hiburan dan liburan yang melahirkan kesenangan, bukan kepusingan karena test kerja yang bisa membuat pikiran ini semakin berantakkan”.
Dan selesai shalat isya, aku dan 7 temanku berangkat menuju pangandaran.

Kali ini nafsu yang menang. .


25 November 2012
Pantai Pangandaran !! tempat ini masih sama seperti terakhir kali aku mengunjunginya di tahun lalu. Suara desiran ombak yang bergesekan dengan hembusan angin masih terasa sama, masih melantunkan nada-nada sempurna. Bau pasir dan air lautnya juga masih sama. Yang membedakan hanya jumlah pengunjungnya. Tidak sebanyak terakhir kali saya kesini. Mungkin karena sekarang bukan musim liburan, dan bukan juga akhir pekan.  
Tujuan ke pangandaran kali ini adalah menuju cagar alam. Mungkin orang lain lebih suka ke batu karas atau green canyon yang lebih terkenal keeksotikannya. Tapi aku lebih memilih ke cagar alam, yang tempatnya lebih terasa mendamaikan. 

“Yah, kedamaian. .itulah yang saya cari !!”

Perahu kayu yang akan membawa kita ke cagar alam mulai bergerak meluncur deras membelah lautan yang luas. Percikan-percikan air yang dihasilkan karena benturan si perahu dengan air laut menampar-nampar wajahku.  Sebelum ke cagar alam, perahu ini akan membawa kita berkeliling terlebih dahulu, melihat patung yang menyerupai orang sedang duduk di ujung tebing yang konon katanya kisahnya mirip seperti malin kundang. Ditengah laut ini, ombak sedang besar-besarnya. Agak ngeri juga sih, takut-takut perahu ini terbalik. Bukan apa-apa, aku ga bisa berenang. Aku ga mau mati konyol cuma gara-gara ga bisa berenang.
Ku arahkan pandanganku menuju sekeliling. Akupun tersadar, kalau tempat ini benar-benar menyuguhkan keindahan yang luar biasa. Keindahan yang hanya bisa diciptakan oleh Sang Maha Pencipta. Tiba-tiba aku menjadi teringat dengan sosok yang juga indah. Yah, sosok wanita itu. Wanita yang pertama kali saya lihat sewaktu sidang skripsi. Wanita yang selalu terlihat sangat indah hanya dengan senyumannya. Wanita yang membuatku tertarik untuk mendekatinya, meskipun tampaknya kehadiranku tak pernah dihiraukannya.

 “ah, sudahlah. .ini bukan saatnya memikirkan tentang dia, juga tentang cinta. .”

Tidak ada yang istimewa dari cagar alam, didalamnya hanya ada pohon-pohon besar, situs-situs peninggalan, monyet, rusa, dan beberapa gua. Tampak seperti hutan, atau memang ini adalah hutan. Tapi suasana disinilah yang sangat istimewa. Tempatnya yang hening dan teduh karena ditutupi oleh pohon-pohon besar benar-benar membuat hati dan pikiran terasa damai. Dan tempat yang paling menarik di cagar alam ini adalah gua lanang. Gua yang dulu dipakai untuk syuting film mak lampir. Didalam gua ini, terpancar keindahan yang tersembunyi. Batu-batu dan dinding-dinding didalam gua, yang membentuk ukiran-ukiran yang sangat indah, sungguh karya seni yang menakjubkan. Tempatnya sangat hening dan tenang. Pantas saja dulu mak lampir betah tinggal di tempat ini.

Benar-benar keindahan yang tersembunyi. .

Kembali menuju pantai. Kali ini aku ingin menyatu dengan air laut, dengan gulungan ombak. Aku sewa seluncuran, agar aku bisa meluncur saat ombak besar datang menuju arah pantai. Sesekali aku biarkan diriku terhempas, masuk kedalam gulungan ombak. Didalam air, aku teriak sekencang-kencangnya. Melepaskan suara berisi beban-beban kehidupan.

Begitu nikmat, teriak kencang didalam air. .

tak terasa, senja pun telah datang. Keindahan matahari yang tenggelam ke dalam lautan yang sepi tak bisa kunikmati karena terhalang oleh kumpulan awan. Dan akhirnya, waktu juga lah yang membuat aku harus kembali pulang. Liburan singkat ini pun telah usai. karena esok hari sudah menanti, bersama rutinitasnya yang menjemukkan. .


saat liburan sudah sampai dipenghujung waktu,
saat itu seharusnya aku menghentikan waktu,
atau bahkan sebaiknya kubunuh saja waktu,
agar tak ada lagi yang mengganggu,
sehingga kebahagiaan dan aku akan selalu menyatu. .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar