Pages

7 Feb 2013

Azhar dan Rahza


Suatu hari di bulan februari,
Sekitar pukul sebelas lebih sepuluh menit

Siang sedang berkuasa, matahari yang hampir berada tepat di atas kepala orang-orang disekitar kota Bandung mengeluarkan hawa panasnya yang sangat menyengat, sehingga sudah pasti panasnya akan membakar kulit orang-orang yang sedang in relationship dengan matahari siang  pada waktu itu.

Jutaan kilometer dibawah sang matahari, dua orang manusia, Azhar dan Rahza tampak sedang berboncengan naik motor, menyusuri jalanan kota Bandung yang aspalnya sudah terlihat seperti lautan karena saking panasnya matahari yang menerpa jalanan tersebut. Wajah mereka berdua tampak keletihan, terlihat keringat sudah mulai muncul dari pori-pori kulit wajahnya. 

“Har, istirahat dulu deh. Tuh didepan ada tukang es goyobod. Gue ga kuat nih sama panasnya !”. 

Rahza, yang memang sudah kepayahan menahan cuaca yang panas meminta Azhar untuk istirahat dulu. Azhar pun membelokkan motornya ke arah tukang es goyobod.

“gila, panas bener nih. Kayanya jarak matahari sama bumi makin deket deh”. 

“sotoy lu. Heran deh gue sama lu, kemaren dikasih ujan ngeluh, sekarang dikasih panas juga ngeluh. Ga bersyukur lu !! Gimana ntar kalo lu masuk neraka yang panasnya berpuluh-puluh kali lipat dari ini”. Azhar yang sedang menyimpan helm di jok motornya menimpali omongan Rahza.

“dih sorry yak, Insya Allah gue akan berusaha untuk ga masuk neraka. Udah ah jangan debat dulu, mending mesen goyobod dulu deh, ga kuat nih haus”.

Mereka berdua pun memesan es goyobod, dan memilih tempat duduk di pojokkan. Tempat jualan es goyobod ini bagi mereka adalah tempat yang pas untuk melepas lelah. tempatnya sangat teduh, karena dikelilingi oleh beberapa pohon besar. Seringkali mereka datang ke tempat ini jika kebetulan sedang melawati jalanan disekitaran Buah Batu. Selain itu tempatnya juga seru, banyak cewek-cewek cantik yang nongkrong di tempat ini. 

Tak berapa lama es goyobod pun datang, mereka segera meminumnya, melepaskan dahaga yang sudah sejak tadi terasa sangat kering. Terasa sekali kenikmatan yang tiada tara ketika lelah dan rasa haus yang sedang menyerang sekejap sirna saat es goyobod telah masuk mulut dan melewati kerongkongan untuk menuju lambung.

“sungguh Allah telah memberikan kenikmatan yang luar biasa dari hal yang sederhana seperti ini. Cuma minum goyobod aja nikmatnya udah kaya gini”. Seru Azhar. .

“yap, gue setuju. Dan entah kenapa gue jadi inget sama firman Allah di surat Ar-Rahman, Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”.

“gue suka tuh sama ayat yang satu itu. Yang gue tangkep dari surat Ar-Rahman itu sih Cuma satu, yaitu Allah yang Maha Pemurah telah memberikan banyak sekali kenikmatan di dunia ini, baik yang kecil ataupun yang besar, yang kadang kenikmatan itu ga kita sadari. Jadi kita harus menyadari bahwa ada banyak sekali nikmat Allah yang ga kita sadari, kaya misalnya minum goyobod tadi, yang kadang kita ga sadar ada kenikmatan saat kita minum goyobod. Nah kenikmatan-kenikmatan itu harus kita syukuri, bukan kita dustakan”. jelas Azhar

"nah, sekarang lu yang sotoy, haha"

Gelas sudah kosong. Tak ada lagi goyobod yang tersisa. Kini lelah sudah tak terasa lagi oleh mereka berdua. Sebungkus rokok pun mulai dikeluarkan. Azhar mengambil dua batang rokok. Diberikannya satu batang kepada Rahza. Obrolan pun kembali dimulai ketika mereka berdua sudah membakar rokoknya masing-masing.

“eh har, lu perhatiin deh cewek-cewek yang ada disini. Mayoritas engga berjilbab. Gue heran deh kenapa mereka doyan mamerin aurat mereka?” Rahza membuka pembicaraan.

“ada banyak alesan sih kenapa mereka suka mamerin aurat. Pertama, mungkin mereka ga tau kalo dalam Islam, memamerkan aurat itu ga boleh. Kedua, mereka tau kalo dalam Islam ga boleh memamerkan aurat, tapi mereka lebih suka untuk berpenampilan seperti itu, yang memamerkan aurat”. Jawab Azhar.

“mereka suka berpenampilan kaya gitu?? Masa sih?? Kalo kata gue sih mereka belum siap aja untuk berjilbab”. Kilah Rahza

“kalo menurut gue sih kata-kata belum siap memakai jilbab cuma alesan yang dibuat-buat. Mereka selalu berkilah, pengen ngejilbabin hati dulu, baru ngejilbabin aurat. Padahal kalo kata gue, mereka itu terlalu suka sama dirinya sendiri, mereka terlalu cinta sama dirinya yang berpenampilan memamerkan aurat itu, karena saat mereka berpenampilan seperti itu mereka merasa lebih cantik. Pernah denger kan ada orang ga mau berjilbab gara-gara ga mau rambut indahnya ga bisa diliat orang-orang? Atau orang-orang yang ga mau berjilbab gara-gara kalo berjilbab dia takut ga keliatan cantik lagi?? Karena itulah mereka lebih memilih berpenampilan seperti itu. Dan anehnya mereka merasa lebih nyaman berpenampilan seperti itu, tak peduli dengan beberapa mata laki-laki yang memandangnya dengan penuh nafsu.” 

“bisa juga sih kaya gitu, jadi intinya mereka belum siap meninggalkan rasa suka mereka terhadap penampilan dirinya untuk berganti menjadi penampilan yang dianjurkan oleh agama?”

“iya, semacam itulah” tukas Ahzar sambil menghembuskan asap rokoknya

“terus gimana sama pergaulan mereka, yang kayanya ga ada pembatas antara cewek sama cowok, bahkan gue liat pergaulan cewek berjilbab pun sekarang udah ga ada batasnya, lu liat deh cewek berjilbab arah jam delapan, yang lagi pegangan tangan sama cowoknya?” tanya Rahza lagi.

“yang mana? Oh itu. .cantik cuy ceweknya, haha. .kata gue sih, jawabannya sama aja. Karena mereka suka dengan pergaulan kaya gitu.”

“haha, kaya ga ada jawaban lain aja lu. Kayanya mereka udah suka dengan dunia mereka yang seperti itu, yah, semacam kecintaan terhadap dunia lah”. Timpal Rahza sambil mematikan rokoknya.

“nah itu lu tau. Ketika mereka udah suka sama satu hal dan mereka merasakan kenyamanan didalamnya, maka akan susah bagi mereka lepas dari hal tersebut. Lu pernah denger ga kata-kata ustadz Sodrun pas kemaren pengajian, terkadang apa yang kita suka itu tidak baik untuk kita , dan terkadang kita harus meninggalkan apa yang kita suka itu karena bertentangan dengan apa yang diajarkan oleh agama”. Kata Azhar.

“perasaan kata-kata pa ustadz Ahsan hampi mirip deh sama firman Allah di surat Al-Baqarah ayat 216 deh, “ . . . Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.

“dan andai saja, semua cewek menutup auratnya dengn benar, dan pergaulan cewek sama cowok ada batasnya, gue yakin kasus perzinaan bakalan menurun”. lanjut Rahza.

“sayangnya kita ga bisa memaksa mereka untuk menjadi seperi itu”. Kata Azhar

Sayup-sayup mulai terdengar suara adzan dzuhur dari kejauhan, mereka berdua pun menghentikkan obrolan mereka. .

“udah adzan nih, shalat dulu yuk. Di deket sini, di jalan solontongan sana ada masjid. Kita shalat disana aja”. Ajak Rahza

“Ayo deh. Eh, bayar dulu tuh goyobodnya. Lu yang bayar yak”  kata Ahzar yang diakhiri dengan cengiran kudanya.

“nah, perasaan gue trus deh yang nraktir”

“hahaha”

Selesai membayar mereka pun bergegas menuju masjid. .

3 komentar:

  1. Like this.
    Kan banyak tuh Ɣªηĝ bilang,belum siap di jilbab karena hatinya belum bersih, memang yang aurat itu hati atau rambut?
    -__-"

    Friend, tp sayang ada adegan ngerokoknya.
    Haduhh..
    Kalau mau, coba deh bikin novel islami,then kirim ke mizan..
    Yaaa Coba2 aja,,
    :)

    I'll be waiting 4 ur next stories.
    Salut. Saya sering bikin cerpen,dan novel,tp Ъќ>:/ prnah d publikasikan sepertimu.
    Hehehe
    So, Sama2 belajar aja..

    Fighting!!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah, masih belum bisa sih bikin novel, perlu banyak belajar :)

      kenapa ga di publikasikan tulisannya? sayang loh tulisannya kalo ga ada yang baca, kan kali aja tulisan kamu bermanfaat buat org lain

      Hapus
  2. Gila ! Dapat blognya abang dari @updateblog , ngebaca postingannya keren2 semua :$ salute deh bang (y)

    BalasHapus