Pages

27 Nov 2013

Disini Ada Yang Kelaparan



Sore hari dihari sabtu yang langitnya dipenuhi awan kelabu, Azhar sedang berjalan-jalan menyusuri lantai-lantai kota dan sesekali mampir memasuki tempat-tempat yang sering ditongkrongi oleh banyak orang. Kata orang-orang, jalan-jalan di akhir pekan untuk menjamahi tempat yang banyak dikunjungi orang itu perlu. Boleh jadi bisa untuk menyegarkan pikiran dan menghilangkan stress yang diakibatkan karena terlalu lelah dan jenuh dengan rutinitas yang dilakukan dari hari senin sampai jumat.

Namun bukan kesegaran pikiran yang didapat oleh Azhar, melainkan stress yang semakin menjadi. Bagaimana bisa pikiran menjadi segar apabila di kota penuh sekali dengan kebisingan. lautan kendaraan yang tumpah dijalanan, bunyi-bunyi klakson yang mulai dikumandangkan, saling bersahutan, bunyi-bunyi tak sabar dari orang-orang tak sabaran. Melihat banyak orang yang berkerumun dan berlalu-lalang, Azhar menjadi pusing sendiri. Ia pun berhenti sejenak dan duduk dipinggiran jalan.

Azhar tak habis mengerti, mengapa orang-orang gemar sekali keluar rumah dan menghabiskan umurnya di tengah jalan. Sulit baginya untuk memahami bagaimana kehidupan yang seperti itu bisa berlangsung dalam waktu yang panjang tanpa pernah merasa lelah dan jenuh.

Azhar mencoba mengalihkan perhatiannya dengan melihat keadaan sekitar. Disebrang dari tempat Azhar duduk, ia melihat sebuah toko elektronik. Didepan toko itu terdapat papan iklan bertuliskan “Diskon 50%”. Toko itu sesak dipenuhi oleh orang-orang. Disamping toko elektronik tersebut, terdapat sebuah Factory Outlet. Didepan FO itu pun ada papan iklan bertuliskan “Beli 2 item, gratis 1 item”. Sama seperti toko elektonik tersebut, FO ini pun disesaki oleh banyak orang.

Tiba-tiba ada seorang pengemis tua berjanggut putih menghampiri Azhar dan menengadahkan tangannya ke arah Azhar. Refleks Azhar segera mengambil uang receh dari saku celananya. Diberikannya uang receh tersebut kepada pengemis tua tersebut. Tanpa disangka pengemis itu pun berbicara, “kau lihat nak, di kedua toko yang kau lihat itu, manusia sedang menghambur-hamburkan uangnya, padahal belum tentu barang yang mereka beli disana adalah barang yang benar-benar mereka butuhkan. Manusia itu lupa diri, menjadi konsumtif, terhipnotis oleh papan iklan, terbawa arus kemodernan. Padahal jika mereka sadar, disini ada saya dan beberapa orang yang lainnya yang sedang kelaparan dan membutuhkan uluran tangan mereka”.

Azhar bengong mendengar ucapan si pengemis tua, ia berusaha keras untuk menangkap maksud dari apa yang diucapkannya. Saat sudah mengerti, barulah Azhar sadar bahwa pengemis tua itu telah menghilang, tak ada lagi disampingnya.

1 komentar:

  1. Menyentuh. Manusia musti di "gampar" dulu baru bisa sadar keadaan sekitar :") sukses bro . Salam sesama blogger.

    BalasHapus